TEKNIK PERAWATAN MESIN
“PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN INDUSTRI (Mesin
Bubut)”
Disusun
Oleh :
Nama : MUHAMMAD GALANG RAMADHAN
NPM : 24415609
Kelas : 3IC01
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Perawatan
di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung
suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat
industri harus mempunyai hal-hal berikut:
1.
Kualitas baik
2.
Harga pantas
3.
Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang
cepat.
Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh
peralatan yang siap bekerja setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka
peralatan-peralatan penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan
perawatan yang teratur dan terencana.
Perawatan
:
Suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu
barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima.
Merawat
dalam pengertian “suatu kondisi yang dapat diterima” antara suatu
perusahaan berbeda dengan perusahaan lainnya.
Dibentuknya bagian perawatan dalam suatu perusahaan
industri dengan tujuan :
1.
Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan
lainnya selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal.
2.
Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat
membayar kembali modal yang telah ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan
keuntungan yang besar.
Tujuan utama perawatan:
1.
Untuk memperpanjang umur penggunaan asset.
2.
Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang
dipasang untuk produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum.
2.
Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh
peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
3. Untuk menjamin
keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.
Mesin
bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda
kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar.Di bidang
industri, keadaan mesin bubut sangat berperan, terutama didalam industri
permesinan. Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam
pembuatan komponen-komponen kendaraan, seperti mur, baut,roda gigi, poros,
tromol dan lain sebagainya.
Prinsip
kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah
proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk
tertentu. Di sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan
tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).
Penggunaan
mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin lain seperti mesin bor (drilling machine), mesin gerinda (grinding machine), mesin frais (milling machine), mesin sekrap (shaping machine), mesin gergaji (sawing machine) dan mesin-mesin yang
lainnya.
Namun
ada salah satu hal yang paling penting dari sebuah mesin
adalah perawatannya. Perawatan dilakukan untuk menjaga kondisi mesin dalam
keadaanyang baik. Sebelum kegiatan perawatan dilaksanakan, diperlukan kegiatan perencanaan
perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan
sesuai rencana.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Maintenance Pada Industri
Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup
dua pekerjaan yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai
aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki
kerusakan.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan
perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara:
1. Perawatan yang
direncanakan (Planned Maintenance).
2. Perawatan yang
tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1
Skematik
pembagian perawatan
2.2 Bentuk-bentuk Perawatan Pada Industri
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).
Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil,
pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi
terhindar dari kerusakan.
2. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat
diterima.
Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa,
seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi
lebih baik.
3. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam
keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang
harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4. Perawatan
Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan
atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya
perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor
yang canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan
untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan
tenaga kerjanya.
6. Perawatan
Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi
kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. Disamping jenis-jenis perawatan
yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang
bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:
7. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan
perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan
teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau
banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
8. Penggantian
yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang
baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan,
kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan
penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan
yang baru. Cara penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu
memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.
Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:
1.
Availability
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan
siap untuk dipakai/dioperasikan.
2.
Downtime
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan
tidak dipakai/dioperasikan.
3.
Check
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4.
Facility Register
Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut
inventarisasi peralatan/fasilitas.
5.
Maintenance management
Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.
6.
Maintenance
Schedule
Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan
kejadian-kejadian yang menyertainya.
7.
Maintenance
planning
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan,
sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan
datang.
8.
Overhaul
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau
bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9.
Test
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat
diterima.
10.
User
Pemakai
peralatan/fasilitas.
11.
Owner
Pemilik peralatan/fasilitas.
12.
Vendor
Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan,
pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.
13. Efisiensi:
14. Trip
Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
15. Shut-in
Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran
minyak).
16. Shut-down
Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.
2.3 Strategi Perawatan
Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi
kelangsungan produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan
secara cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan terutama berkaitan
dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawatan dan
kondisi peralatan yang dikerjakan.
Dalam menentukan strategi perawatan, banyak ditemui
kesulitan-kesulitan diantaranya:
1.
Tenaga kerja yang terampil
2.
Ahli teknik yang berpengalaman
3.
Instrumentasi yang cukup mendukung
4.
Kerja sama yang baik diantara bagian perawatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi perawatan:
1.
Umur peralatan/mesin produksi
2.
Tingkat kapasitas pemakaian mesin
3.
Kesiapan suku cadang
4.
Kemampuan bagian perawatan untuk bekerja cepat
5.
Situasi pasar, kesiapan dana dan lain-lain.
2.4 Pengertian
Mesin Bubut
Mesin
bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada proses
turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan
bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda
kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya
proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak
potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan
(feeding).
Gambar 2.2
Gerakan Utama Mesin Bubut
Komponen
Utama Mesin Bubut Mesin bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen
utama antara lain yaitu :
Gambar
2.3 Bagian bagian utama mesin bubut
1.
Kepala Tetap (Headstock)
Adalah
bagian mesin yang letaknya disebelah kiri mesin,bagian inilah yang memutarkan
benda kerja. Didalamnya terdapat kumparan satu seri roda gigi serta roda
tingkat atau tunggal. Roda tingkat terdiri atas tiga atau empat buah keping
dengan garis tengah yang berbeda,roda tingkat diputar oleh suatu motor yang
letaknya dibawah atau disamping roda tersebut melalui suatu ban.
2.
Kepala Lepas (Tailstock)
Adalah
bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan mesin dan dipasang diatas
mesin. berfungsi
a.
Sebagai tempat
pemicu ujung benda kerja yang dibubut
b.
Sebagai tempat
kedudukan bor pada waktu mengebor
c.
Sebagai Tempat
kedudukan penjepit bor
Kepala
lepas dapat bergeser di sepanjang alas mesin.kepala lepas terdiri atas dua
bagian : yaitu alas dan ban,kedua bagian itu di ikat dengan 2 atau 3 baut.ikat
dan dapat digerakkan dipenggeser itu di perlukan apabila.
- Kedudukan kedua senter tersebut tidak sepusat
b.
Kedudukan kedua
senter tidak harus sepusat misalnya untuk menghasilkan pembubutan yang tirus.
3.
Alas(Ways)
Fungsi utama alas mesin bubut ada 3 yaitu
Fungsi utama alas mesin bubut ada 3 yaitu
- Tempat kedudukan kepala lepas
- Tempat kedudukan eretan (cariage/support)
- Tempat kedudukan penyangga diam(stendy prest)
Alas yang terbentuk memanjang merupakan
tempat tumpuan gaya-gaya pemakanan pahat
saat membubut.
4.
Eretan (cariage/support)
Eretan
terdiri dari atas alas,eretan lintang,dan eretan atas.eretan alas adalah eretan
yang kedudukannya pada alas mesin.Gerakan eretan itu melalui roda yang
dihubungkan roda batang gigi panjang yang dipasang dibawah alas melalui
penghantar.
a.
Eretan Lintang
Letaknya Diatas eretan
alas dan kedudukannya melintang terhadap alas .fungsi eretan lintang adalah
untuk memberikan tempat pemakanan pahat saat membubut bagian ujung pahat dengan
putaran tiap pembagian ukurannya mengatur pemakanan pada bubut.
b.
Eretan Atas
Letak eretan atas
berada diatas eretan lintang dan di ikat oleh baut dengan mur ikat.fungsi
eretan atas mesin bubut adalah memegang eretan perkakas bubut dan memberi
gerakan yang diperlukan.
5.
Chuck
Berfungsi sebagai tempat untuk memegang benda kerja,.
Berfungsi sebagai tempat untuk memegang benda kerja,.
2.4.1 Sumber
– sumber yang Terkait
Dalam
mesin bubut terdapat berbagai macam sumber data yang dapat diperoleh
diantaranya adalah sebagai berikut
A. Sumber Daya Manusia (SDM)Sumber daya manusia
adalah salah satu faktor penentu yang sangaterat hubungannya dengan mesin
bubut, dimana SDM yang berkualitas akanlebih baik dalam mengoperasikan maupun
melakukan perawatan mesin bubut itu sendiri.Dalam pekerjaan perawatan, sumber
daya manusia yang dibutuhkan untuk merencanakan pekerjaan perawatan maupun
perbaikan dapat dilakukan oleh satu orang, namun dalam pelaksanaannya kegiatan
perawatan dapat dibantu oleh seorang operator. Sesuai dengan konsep kerja Total
Produktif Maintenance (TPM)
B. Sumber Daya Alat Sumber
daya alat yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan pekerjaan perawatan
seperti membersihkan, pengecekan, pelumasan pengukuran, penyetelan,
penggantian.
Alat - alat yang digunakan untuk mendukung
pekerjaan perawatan mesin bubut adalah sebagai berikut :
1.
Lap
2.
Kunci
Chuck
3.
Kunci L
4.
Obeng (+) dan
(-)
5.
Dan lain-lain
6.
Kunci pas dan
Kunci Ring (1 set)
7.
Dial
indicator
8.
Micrometer
9.
Jangka sorong
10. Palu
C. Material
Material
mesin bubut dan perlengkapannya sangat penting untuk menentukan pekerjaan
perawatan mesin itu sendiri. Dimana setiap bahan/material berbeda-beda
cara merawatnya. Dibawah ini adalah contoh material pada mesin bubut :
Pahat
biasanya menggunakan baja HSS ( High Speed Steel ) ataupun carbida. Logam-logam
tersebut memiliki kekerasan yang lebih tinggi dari bahan benda kerjanya,
sehingga pahat bisa menyayat dengan baik.Selama membubut, ujung pahat harus
selalu mendapat pendinginan yang kontinyu, karena jika ujung pahat tersebut
panas, pahat akan cepat ausdan tumpul.Cara perawatannya adalah dengan member
pelumas padasaat pengoperasiaanya, ini bertujuan agar pahat tidak cepat aus.
D.
Spare Part
Ketersediaan
suku cadang atau biasa disebut spare part sangat menentukan keberhasilan
perencanaan perawatan pada mesin bubut. Dibawah ini adalah contoh spare part
yang merupakan komponen dari mesin bubut.
1.
Pencekam ( Chuck
) dan Pelat Pembawa.
Gambar 2.4 Pencekam
(chuck) dan pelat pembawa
Pelat
pembawa adalah peralatan yang ada dalam mesin bubut yang digunakan pada saat
melakukan pembubutan dengan menggunakan duasenter, yakni pada proses pembubutan
5 konis misalnya. Pelat ini bentuknya menyerupai pelat cekam tetapi tidak
memiliki penjepit. Pelatini bergerak karena dipasangnya pembawa dan dijepit
pada benda kerja.
2.
Senter
Senter
merupakan peralatan mesin bubut yang digunakan untuk menopang benda kerja yang
sedang dibubut, baik pada saat dibubut rata maupun dibubut tirus. Untuk
menempatkan senter ini, ujung benda harus dibuat lubang dengan menggunakan bor
senter. Lubang ini dimaksudkan sebagai tempat atau dudukan kepala senter.
Penggunaan senter inidimaksudkan untuk menjada atau menahan benda kerja agar
kelurusannya terhadap sumbu tetap terjaga. Pada bagian kepalanya, senter ini
berbentuk runcing dengan sudut ketirusannya 60 derajat. Sementara pada
sisi yanglainnya, berbentuk tirus.
Ada
dua jenis senter, yaitu senter yang ikut berputar mengikuti putaran benda
kerja (senter jalan/live center)
dansenter yang tidak ikut berputar dengan putaran benda kerja
(senter mati/tail stock center).
Berikut ini adalah gambar dari senter jalan dansenter mati.
Gambar 2.5
Senter
3.
Collet
Collet
adalah peralatan mesin bubut yang digunakan untuk membantu menjepit benda
kerja yang memiliki permukaan halus, apabila benda kerja tersebut mau
dikerjakan dalam mesin bubut. Dengan katalain, apabila salah satu sisi benda
kerja telah selesai dikerjakan dan sisii yang satunya akan dikerjakan, maka
untuk mencegah terjadina kerusakan pada permukaan benda kerja tersebut,
dalam menjepitnya harus digunakan collet
4.
Penyangga
Penyangga
adalah perlatan mesin bubut yang digunakan untuk menyangga benda panjang
pada saat di bubut. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga benda kerja agar
tidak melentur pada saat dibubut, sehinggakelurusan benda kerja bisa tetap
terjaga. Ada dua jenis penyangga yang dapat digunakan, yaitu penyangga tetap
(stead rest) dan penyangga jalan(follow rest). Kedua jenis penyangga tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.6
Penyangga
5.
Pahat Bubut
Pahat
bubut adalah perkakas potong yang digunakan dalam membubut. Pahat ini terbuat
dari bahan logam keras, seperti HSS ataupun Carbida. Logam-logam tersebut
memiliki kekerasan yang lebih tinggi dari bahan benda kerjanya, sehingga
pahat bisa menyayat dengan baik.Selama membubut, ujung pahat harus selalu
mendapat pendinginan yang kontinyu, karena jika ujung pahat tersebut panas,
pahat akan cepat aus dan tumpul.
Sesuai
dengan bentuk dan penggunaannya, pahat-pahat bubut dapat dinamakan: pahat
kasar, pahat penyelesaian, pahat pemotong, pahatalur, pahat ulir, dan pahat
bentuk. Berdasarkan arah pemakanan, pahat dapat dikelompokkan menjadi pahat
kanan dan pahat kiri. Pahat kanan adalah pahat yang arah pemakanannya dari
kanan ke kiri, dan pahat kiri adalah pahat yang arah pemakannnya dari kiri ke
kan.
Gambar 2.7
Pahat Bubut
2.4.2 Data
Teknik Mesin Bubut
Dimensi
atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda
kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut
ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter
400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang
benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja
diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan
dalam panjang bangku.
Ada
beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung
cara pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja.Dilihat cara pengoperasian
mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut manual dan mesin
bubut otomatis.
Mesin
bubut manual adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara manual
dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut atomatis adalah
mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja dan
mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur
atau deprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer.
Mesin
bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine sehingga
sejumlah alat potongdapat diletakan dimesin secara berurutan dengan hanya
sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut otomatis ini lebih dikenal dengan
sebutan CNC(Computer Numerical Control)
Lathe Machine ( mesin bubut dengan sistem
komputer kontrol numeric ).
2.5 Langkah
– langkah Perwatan Mesin Bubut
Berikut ini merupakan langkah – langkah perawatannya
:
A. Perawatan Alat /Tool :
1)
Pengecekan
Pahat/pisau Bubut, ukuran sudut pemakanan sesuai atau tidak
2)
Pengecekan rumah
pahat, ukuran lubang tidak mengalami kelonggaran
3)
Pengecekan
senter kepala lepas
4)
Pemeriksaan
handel pengubah transmisi daya/ kecepatan putar
B. Perawatan Umum :
Untuk menjaga agar mesin tidak cepat
rusak diperlukan perawatan dan pengoperasian yang benar dan
seksama.prosedur perawatan mesin bubut ini adalah:
1)
Mesin bubut ini
tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung
2) Dalam
pelaksanaan perawatan seperti pengantian oli pelumasan mesin dan pemberian
grease,diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuat mesin
3) Setelah selesai
mengoperasikan mesin,bersihkan bagian-bagian mesin dari beram-beram hasil
pemotongan dan cairan pendingin.
4) Untuk pemasangan
benda kerja pada poros utama,tidak diperkenakan memukul benda kerja secara keras dengan mengunakan
palu/hammer
5) Jaga dan
perhatikan secara seksama selama pengoperasian mesin,jangan sampai beram-beram
yang halus dan keras terutama beram besi tulang jatuh kemeja mesin dan terbawa
oleh eretan.
6) Setelah selesai
mengoperasikan mesin,atur semua handel-handel pada posisi netral dan mematikan
sumber tenaga mesin.
C.
Perwatan khusus :
Perawatan khusus ini
dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat,berdasarkan pengalaman dan
buku petunjuk perawatan yang diberikan oleh pabrik pembuat mesin.
1.
Motor utama (motor pembangkit)
Ada dua kerusakan yang biasa terjadi pada motor
pembnagkit yaitu:
Motor tidak mampu bekerjaAda 7 kemungkinan yang
menyebabkan motor pembangkit tidak mau bekerja :
a. Tegangan dari
sumber tenaga yang masuk ke motor pembangkit rendah,sehingga tidak sanggup
membangkitkan motor pembangkit
b. Arus yang masuk
ke motor pembangkit beda phasanya, maka diperlukan pengikuran arus yang
masuk satu phasa atau tiga phasa sesuai dengan motor pembangkit.
c. Sekring pada
circuit breaker putus/terbakar,apabila terjadi hal yang demikian,maka gantilah
sekring tersebut dengan yang baru dan spesifikasi yang sama.
d.
Tidak
sempurnanya kontak-kontak pada switch atau saklar.
e.
Coil pada saklar
terbakar
f.
Tidak terjadi
hubungan pada kontak limit switch
g.
Rem motor tidak
berfungsi secara baik
2.
Motor cepat panas
Ada tiga
penyebab yang mengakibatkan motor penggerak menjadi cepat panas yaitu:
a.
Perbedaan
tegangan
b.
Periksa tegangan
listrik yang masuk
c. Beban motor yang
berlebihan. Dengan adanya beban yang berlebihan dari yang ditentukan akan dapat
menimbulkan panas berlebihan pada yang berlebihan pada
motor pengerak,untuk itu perlu diatur kembali beban agar sesuai
dengan yang telah ditentukan.
2.6 Bagian
atau Komponen Perwatan
1. Kepala tetap Pada mesin bubut adalah
memegang kunci utama pada keberhasilan pekerjaan mengunakan mesin bubut.
Kerusakan yang umum terjadii pada kepala tetap mesin bubut di antaranya adalah:
a.
Putaran poros
utama tersendat-sendat
b.
Putaran poros
utama terlalu berat
c.
Suhu atau
temperature pada kepala lepas terlalu tinggi
d.
Terjadinya suara
yang bising pada kepala lepas
e.
Tidak senter
2. Eretan Kesalahan atau kerusakan yang
sering timbul pada eretan adalah sebagai berikut:
a. Eretan sangat
berat meluncur pada mesin bubut.penyelesaianya lakukan pemeriksaan baut-baut penyetel
kerapatan eretan,apabila terlalu kuat longarkan baut-baut tersebut.
b. Hasil pekerjaan
tidak rata.hal ini terjedi karena adanya ganguan pada pinion gear.usaha
mengatasinya ialah dengan memperbaiki gigi pinion atau mengganti gigi pinion
yang baru
c. Pemakanan pada
benda kerja tidak rata pada waktu langkah otomatis atau penyayatan otomatis.hal
ini disebabkan oleh tidak senternya poros trasportir.
d. Terlalu berat pada
waktu pemotongan menyilang,kemungkinan ini disebabkan terlalu kuatnya pengikat
baut untuk pemotongan menyilang.
e. Tidak rata
permukaan penyayatan menyilang (facing),hal ini kemungkinan di sebabkan tidak
tepatnya penyetelan baut-baut pengikat poros utuk pemakanan.
f.
Teralalu keras
gerakan toolpost.hal ini disebabkan oleh gangguan pemasangan pasak.
g.
Kedudukan
toolpost kurang teliti sehingga pemakanan kurang baik.
h. Pompa pada apron
sangat sulit dioperasikan.hal ini disebabkan minyak pelumas yang sudah
kotor.lakukan pembersian atau penggantian minyak pelumas serta
membersihkan pipa-pipa salurannya
3. Kepala lepas
Kepala lepas mudah bergetar atau tidak setabil
selama pelaksanan pembubutan. Jika hal ini terjadi kemungkinan ialah
kurang kuatnya pengikat baut pengikat kepala lepas dengan meja atau rangka
mesin
4.
Kunci chak :
Pada kunci chak adalah bagian alat yang sangat
penting, karena alat yang sering digunakan untuk membuka dan mengencangkan
pencekam, perawatan yang harus dilakukan adalah :
1.Periksa bagian
pengencang/ mulut pengunci terlihat aus atau tidak, jika terjadi haus maka
pengencangan terjadi slip
2.Jika terjadi haus,
perlu penambahan daging, dengan cara pengelasan listrik
3.Setelah dilas
kemudian, fraislah (Mesin Milling)
pengunci hingga terbentuk persegi, ( segi empat )
4.Setelah terbentuk
rapihkann bagian yang tajam agar tidak melukai pekerja
2.7 Instruksi-instruksi
Standar Keselamatan Kerja dalam proses pembubutan
Ada
beberapa instruksi standar keselamatan kerja terkait dengan proses
pembubutan,diantaranya adalah:
1. Baca dulu instruksi
manual sebelum mengoperasikan mesin
2. Upayakan tempat
kerja tetap bersih dengan penerangan yang memadai
3. Semua peralatan
harus di grounded
4. Gunakan selalu kaca
mata pelindung setiap saat bekerja dengan mesin
5. Hindari
pengoperasian mesin pada lingkungan yang berbahaya, seperti lingkunganyang
banyak mengandung bahan mudah terbakar
6. Yakinkan bahwa
switch dalam keadaan OFF sebelum menghubungkan mesin dengan sumber
listrik
7. Pertahankan
kebersihan tempat kerja, bebas dari kekacauan (clutter), minyak dan sebagainya
8. Tetapkan batas aman untuk pengunjung
9. Ketika membersihkan mesin, upayakan mesin
dalam keadaan mati, akan lebih
baik jika hubungan dengan sumber listrik diputus.
10. Gunakan selalu alat
dan perlengkapan yang ditentukan
11. Gunakan selalu alat
yang benar.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berikut ini merupakan beberapa kesimpulan dari
perawatan pada industry, khususnya pada mesin bubut yaitu :
1.
Keselamatan
kerja dalam bekerja merupakan aspek penting yang harus diperhatikan pada saat
melaksanakan suatu pekerjaan. Keselamatan kerja tersebut harus menyangkut aspek
keselamatan kerja yang terkait dengan manusia (operator/pekerja), mesin, dan
alat. Sehubungan dengan sebelum kita melakukan suatu pekerjaan, harus
diperhatikan instruksi-instruksi yang terkait dengan keselamatan kerja.
2.
langkah-langkah
yang dapat direalisasikan untuk kelayakan efisiensi perawatan:
a.
Pengukuran waktu
yang diperlukan untuk banyaknya pekerjaan.
b. Perencanaan dan
penjadwalan: menentukan jenis pekerjaan dan siapa yang melaksanakan
(berdasarkan keterampilannya).
c. Penerapan
pelatihan (training), metode, syarat
untuk keterampilan, peralatan, pengetahuan, lingkungan, dan kelayakan kondisi
pekerjaan.
d.
Perawatan
preventif: dijadwal sebelumnya atau pekerjaan ulangan.
e.
Perawatan
korektif: karena lemahnya komponen yang dirancang untuk peralatan.
3. Dalam pelaksanaan perawatan seperti pengantian
oli pelumasan mesin dan pemberian grease,diharuskan memakai oli yang
dipersyaratkan oleh pabrik pembuat mesin
4. Tidak
rata permukaan penyayatan menyilang (facing),
hal ini kemungkinan di sebabkan tidak
tepatnya penyetelan baut-baut pengikat poros utuk pemakanan.
DAFTAR PUSTAKA
- Garg, HP. Industrial Maintenance. S. Chand & Company Ltd, 1997.
- Higgins, LR., PE. And LC. Morrow. Maintenance Engineering Handbook, 3 rdedition. Mc. GrawHill Book Company.
- Supandi. Manajemen Perawatan Industri. Ganeca Exact Bandung.
- http://www.scribd.com/doc/62098732/Makalah-an-Perawatan-Mesin-BUbut
- http://yakinmajusentosabdg.blogspot.com/2011/09/turning-and-milling machine.html
- http://eko-m228.blogspot.com/2011/01/bagian-bagian-utama-mesin-bubut.html
- http://rizalblogspotpoltek.blogspot.co.id/2016/03/inspeksi-mesin-frais.html